![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXfmDHVUfuiM69bXB_u54RPgfI1CbtKMi5RPqiJZammSxrF17suw87TYLeXCBMZJ6F-F-rP-y0kZ83IrSQaR55mAIJ9xnzgiyuiaxb-YkttW_TriETkTmRFDlZwuzPfx-yOkPQMlD9jgF-/s320/cover+novel+perahu+kertas-dewi+lestari.jpg)
Mumpung lagi hangat-hangatnya film Perahu Kertas Part 2 yang baru saja ditayangkan di bioskop. Kali ini saya akan mencuplik sedikit isi cerita dalam novel Perahu Kertas dari sudut pandang orang-yang-hanya-membaca-novel, bukan filmnya. Saya juga tidak akan membandingkan isi cerita di novel dengan filmnya. (Gambar di atas terlalu kecil nggak sih?)
Para pencinta tulisan dan buku-buku Dewi Lestari pasti merasa agak terkejut saat dia menerbitkan buku ini. Dibandingkan dengan novel-novel sebelumnya, novel ini mengangkat tema dan gaya penulisan yang jauh berbeda. Baca saja Supernova Series (Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh; Akar; Petir) yang bertemakan alam, universe, dan memakai bahasa-bahasa yang menurut saya sulit dipahami orang awam. Pengalaman pribadi, mulut berbusa setelah membaca beberapa halaman awal Supernova Seri 1 *kidding*