17 December 2009

Backflush? (Flashback)

Postingan ini mirip dengan 2 postingan lalu. Sekedar mengingatkan saya. Mulai dari pertama masuk STAN sampai hari ini (akhirnya) pengumuman penempatan.

Berawal dari kira-kira 3 tahun yang lalu, saya yang sudah diterima di salah satu Perguruan Tinggi di Surabaya mendapatkan berita penentuan. Saya masih ingat hari itu hari Jumat, hari pengumuman kelulusan USM STAN 2006. Dan alhamdulillah saya diterima bersama seorang teman saya. Ada cerita unik, dari 5 orang teman yang sama-sama mendaftar hanya saya dan teman saya itu (sebut saja Orang Ndut--bukan nama sebenarnya) yang lolos. Saya cukup bimbang dalam memilih, meneruskan kuliah di Surabaya atau ambil STAN di Jakarta. Dan perubahan besar dalam hidup saya dimulai. Jujur, sebenarnya waktu tahu pengumuman itu tidak ada perasaan khusus di diri saya. Biasa saja.

Perjalanan berlanjut. Tahun pertama di STAN, bertemu dengan teman-teman kelas 1 yang unik, kawan-kawan kos yang aneh (gila, gokil, hebat, nggak tahu kata apa yang pas buat kalian pren), dan teman-teman sehobi di AKSARA yang kental dengan suasana kekeluargaan (miss you so). Tahun kedua diisi dengan kawan-kawan kelas 2 yang juga kocak, kompak, dan rame. Hidup DhuaK!! Tahun ketiga, agak berbeda dengan tahun kedua. Kelas 3 terasa sepi dan sibuk. Pengalaman KTTA, survey, UTS terakhir, UAS terakhir, dan akhirnya ditutup dengan Ujian Komprehensif Spesialisasi (UKS). Cerita tentang kuliah di STAN tidak jauh berbeda dengan SMA. Kegiatan rutin: bangun pagi, berangkat jam 8, pulang jam 5 sore. Biasa.
And at this year I met the one whom I believe will be my left ribs. Rainbow.

Pengumuman kelulusan diawali dengan yudisium dan diakhiri dengan ritual wisuda. Selanjutnya pengumpulan berkas-berkas syarat CPNS. Saya dan Orang Ndut berjuang mencari berkas-berkas sepanjang hari (thanks tumpangan sama bantuannya sob). Selesai. Menunggu pengumuman tahap 1 apakah saya akan ditempatkan di BPK, BPKP, atau DEPKEU. Dan dengan perasaan sedikit kecewa (maaf ya Rabb, saya sempat berpikir seperti itu, tapi sekarang tidak lagi) saya akhirnya diterima di DEPKEU.
She is in Department of Finance too. Leganya.

Dan menunggu lagi pengumuman tahap 2, istilah anak STAN: pengumuman instansi. Dan kemarin malam, lagi-lagi dengan perasaan yang sudah saya duga, saya diterima di Direktorat Jenderal Pajak. Dengan begini saya bisa keliling-keliling Indonesia (nggak tahu saya harus sedih atau senang). Semoga ini menjadi yang terbaik bagi saya Ya Alloh, di dunia maupun di akhirat. Sebagai info, Orang Ndut diterima di Inspektorat Jenderal. Eh, setelah hampir 5 tahun bersama sekarang pisah. Sedih juga rasanya. Huff,..
Dan sedihnya lagi, Rainbow diterima di BKF (yang mengharuskan terus kerja di Jakarta). T_T
Is she really my lost left ribs, oh God..

Dan sekarang saya di sini sedang posting untuk mengingatkan saya kembali bahwa pada hari inilah kehidupan yang sebenarnya akan dimulai.

LET'S START OUR LIFE!!

14 December 2009

5cm.




Judul buku : 5cm.
Pengarang : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Juml. halaman : 381 + x (cetakan ke-12)
Harga : Rp 54.500,-

Lima sahabat telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap. Semuanya penggemar film, dari film Hollywood sampai film yang nggak kelas--kecuali film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan keluarnya, tapi bukan dalam bentuk joget.

Suatu saat karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya.

Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia seungguhnya, bukan cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.

"Ada yang pernah bilang kalau idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh generasi muda...."

Karakter utama:
  1. Arial. Arial adalah sosok paling ganteng di antara mereka. Berbadan paling besar. Selalu patuh pada semua jenis peraturan. Meskipun gitu, Arial selalu tertawa paling keras, jadi kalo nggak ada dia rasanya kurang rame. Satu hal yang paling aneh dalam diri Arial adalah dia suka kecap. Memang normal sih, tapi Arial berprinsip "Apapun makanannya, harus ada kecap". Sampai-sampai makan sayur asem aja pake kecap (iya, jangan dibayangin. Saya aja merasa mual ngebayanginnya).
  2. Riani. Riani cantik, pakai kacamata, cerdas. Satu-satunya kaum Hawa di geng ini. Riani punya inner beauty yang membuat orang pasti ngedengerin dia kalo dia lagi ngomong. Menjadi penengah dan penyejuk di antara gerombolan2 orang "gila" ini. Apa lagi ya tentang Riani? Tipikal cewek perfect lah.
  3. Zafran. Seorang penyair yang selalu bimbang. "Jangan bawa aku ke duniamu!" Pasti itu tanggapan orang2 yang kenal dengan dia. Selalu siapkan tali untuk mengikat Zafran kalo dia sudah mulai membentangkan tangan dan berpuisi. Zafran ini orangnya kurus, ceking, kayak kapur tulis. Penyuka warna merah dan hitam.
  4. Ian. Paling bengkak badannya. Kebalikan Zafran, Ian berbadan gendut, mirip sama boneka Dufan. Penggemar bola yang nggak bisa maen bola. Ian selalu mempunyai ritual yang didukung oleh kaum Adam, dua minggu sekali ke Glodok untuk membeli "Pieces of Lust".
  5. Genta. Bisa dibilang pemimpin geng Power Rangers ini. Orang yang selalu enak untuk diajak apa aja (maen basket bareng Arial, berfilosofi nggak jelas bareng Zafran, curhat lama2 sama Riani, ke Glodok bareng Ian). Tapi Genta juga sering menyendiri dalam dunianya.
Review singkat:

Bintang 5 buat novel ini. Mas Donny berhasil menggabungkan unsur humor, motivation training, kisah cinta, dan persahabatan dengan pas. Bahasanya enak buat dibaca, terasa mengalir begitu saja. Dibaca berapa kali pun saya tetap merasa kagum dan tersentuh saat membaca endingnya. Pertama kali baca perasaan saya campur aduk: ketawa dengan humor yang natural, sedih dan tersentuh dengan kisah-kisahnya, bahkan hampir menangis saat para tokoh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Bendera (dari Cokelat). Salah satu kelebihan buku ini seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, yaitu dapat mencampuradukkan semua emosi pembaca. Ending yang biasa dapat ditutupi lewat jalan cerita yang mengalir dan enak dibaca. Banyak kata2 bagus yang bisa dikutip dari novel ini. Antara lain yang berbekas dalam diri saya sampai saat ini adalah
"Setiap kamu punya mimpi atau kenangan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu. Jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu."
"Dan semuanya akan tambah indah kalo lo tetap jadi diri lo sendiri, bukan orang lain..."