13 February 2013

Cita-cita. Impian. Mimpi.

Gini nih, kalo lagi kumat sisi rajinnya. Sebulan bisa posting beberapa kali. Coba kalo yang kumat penyakit saya-lagi-males-nulis pasti nggak akan ditengok ini blog.

Oke langsung saja. Sudah lama saya ingin posting tentang topik kali ini.

Pernah dengar lagu ini atau pernah tahu liriknya?

Cita-citaku uuuu... ingin jadi profesor
Bikin pesawat terbang kubuat sendiri

Atau ini

Susan, susan, kalo gede mau jadi apa?
Aku kepingin pinter biar jadi dokter

Generasi yang lahir di tahun 90an atau akhir 80an pasti bernostalgia dengan lagunya Joshua dan Ria Enes-Susan di atas. Saya bukan mau mengomentari kenapa Joshua sekarang tidak jadi profesor dan malah main film, atau kenapa Susan dari dulu nggak gede-gede dan nggak jadi dokter. Saya hanya ingin menceritakan sedikit cerita pribadi saya berhubungan dengan inti dua lagu itu.

Cita-cita.
Pasti waktu kecil, yah usia TK atau SD lah, pernah ditanya ibu, bapak, guru, orang iseng yang kebetulan lewat "Kamu kalau sudah besar nanti mau jadi apa?"
Dan jawaban standar yang para anak kecil (kita dulu) katakan adalah:
"Dokter"
"Insinyur"
"Pilot"
"Tentara"
Saya sendiri dulu menjawab (entah sadar atau tidak) ingin jadi pilot. Alasannya? Kalau nggak salah inget sih, dulu saya berpikir pilot itu keren. Pakai baju seragam, topi pilot yang khas, bisa terbang kemana saja, dan di"dadah"i para anak kecil (yang belum tahu kalau di atas pesawat itu sebenarnya nggak bisa lihat atau dengar mereka).

Kembali ke dunia nyata. Waktu berjalan. Saya mulai masuk SD. Dan disinilah cita-cita sejati saya muncul. Waktu itu kelas 5. Sejak dulu saya memang suka membaca buku, entah komik atau buku bacaan anak-anak. Dan mungkin gara-gara hobi saya itulah saya jadi suka juga pelajaran Bahasa Indonesia, apalagi waktu bab Mengarang. Entah karena khilaf atau setelah membaca tulisan saya, guru wali kelas saya memanggil saya dan kedua teman saya (yang dua-duanya perempuan). Mungkin ini kabar gembira bagi saya. Kami bertiga ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk ikut dalam lomba membuat sinopsis novel tingkat SD. Saya sudah lupa judul buku yang dibuat sinopsisnya. Intinya kami bertiga membaca bergantian buku tersebut dan setiap selesai membaca, kami buat ringkasan ceritanya. Cuma itu kenangan yang membekas, saya juga lupa hasil lombanya. Sepertinya sih, kami gagal menjadi juara. Tapi pengalaman itulah yang membuat saya terus bermimpi dan bercita-cita "Saya ingin jadi penulis!"

Sejak saat itulah, mimpi saya cuma satu--ingin jadi penulis. Setiap kali ditanya, jawaban saya selalu sama. Meskipun sekarang saya tidak bekerja di bidang yang berhubungan dengan tulis-menulis, tapi saya akan terus mewujudkan mimpi saya tersebut.

Eh tiba-tiba terlintas satu hal. Mungkin lebih tepatnya bukan "ingin" tapi "akan" atau "harus"

Saya akan jadi penulis!
Saya harus jadi penulis!

Ada kata-kata bagus yang selalu saya ingat (kalau nggak salah dari novelnya Mas Donny Dhirgantoro "2" ). Dengan sedikit saya ubah.

Impian tanpa kerja keras akan sia-sia, hanya akan menjadikan kita terbuai dan terhipnotis dengan angan-angan semu. Begitu juga dengan kerja keras tanpa impian, akan menjadikan kita seperti robot. Jadi bermimpilah, karena manusia memang diciptakan untuk bermimpi, dan tentu saja berusaha untuk mewujudkannya.

No comments:

Post a Comment